NATUNA (Mk.com) – Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Natuna jadi atensi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna.
Pasalnya, di tahun 2023 hingga Oktober ada 49 kasus kebakaran hutan dan lahan.
Di mana dari puluhan kasus itu yang terparah terjadi di Semala, Kecamatan Bunguran Batubi.
“Yang paling parah itu di Semala, Batubi, luas lahan dan hutan yang terbakar sekitar 300 hektare,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Natuna, Raja Darmika melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Zulheppy, Rabu (18/10/2023).
Menurut Zulheppy, dampak kebakaran hutan dan lahan dapat menurunkan kualitas udara dan juga jarak pandang. Sehingga persoalan ini pun menjadi atensi pemerintah daerah Natuna.
Meski begitu, BPBD sebagai lembaga yang menangani bencana belum dapat berbuat banyak akibat keterbatasan peralatan.
“BPBD merupakan lini terdepan pada setiap terjadinya bencana, termasuk kebakaran hutan dan lahan. Namun dikarenakan minimnya peralatan, BPBD Natuna saat ini masih menjadi pendukung untuk bencana karhutla,” kata Zulheppy.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Natuna menjelaskan bahwa, peralatan untuk penanganan bencana karhutla belum terpenuhi, seperti mobil pemadam kebakaran, selang dan bahkan alat pelindung diri.
Namun, dikarenakan keterbatasan anggaran daerah APBD Natuna, maka pihaknya akan mengajukan permohonan bantuan peralatan tersebut ke BNPB Pusat.
“Untuk itu, kami akan mengajukan proposal ke BNPB pusat untuk pengadaan mobil pemadam kebakaran dan peralatan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah menjelaskan bahwa, dampak bencana Karhutla dapat menurunkan kualitas udara dan jarak pandang.
Jika kualitas udara menurun dapat menyebabkan sejumlah penyakit saluran pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Dia juga menjelaskan bahaya yang ditimbulkan akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan sebagai berikut:
-Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan.
-Kabut asap dapat menyebabkan reaksi alergi, peradangan, dan mungkin juga infeksi.
-Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik. serta menyebabkan kemampuan kerja paru-paru berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
-Kabut asap dapat menyebabkan orang lanjut usia dan anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh rendah akan lebih mudah mengalami gangguan kesehatan.
-Kabut asap dapat mengurangi kemampuan tubuh dalam mengatasi infeksi paru-paru dan saluran pernapasan, sehingga lebih mudah terjadi infeksi.
-Kabut asap dapat memperburuk penyakit pernapasan yang sudah ada.
– Kabut asap menyebabkan polusi pada air bersih, tanaman sayuran, buah buahan, dan makanan yang tidak ditutup.
-dan yang terakhir, kabut asap memperburuk kondisi lingkungan sehingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akan mudah terjadi.(*/mk)










Comment